Sabtu, 02 April 2016

Web 3.0 Masa Depan

web 3.0, sebuah teknologi masa depan


Melanjutkan postinganku tentang perkembangan web, kali ini saatnya aku sedikit memaparkan mengenai perkembangan web di era berikutnya, yaituweb 3.0 (berdasarkan referensi-referensi yang pernah aku baca)…
Radarnetworks.com menggambarkan perkembangan teknologi wab dari masa ke masa. Didalamnya dijelaskan bahwa Web 3.0  ada pada kurun waktu 2010 s.d. 2030, sedangkan Web 2.0 adalah teknologi web yang sedang berjalan pada saat ini, dia ada pada kurun waktu 2000 – 2010.
Web 3.0 merupakan sebuah proyek pengembangan web semantik. Seperti yang dijelaskan pada Wikipedia, web semantik merujuk kepada kemampuan aplikasi komputer untuk lebih memahami bahasa manusia, bukan hanya bahasa yang baku dari para penggunanya tetapi juga bahasa yang lebih kompleks, seperti dalam bahasa percakapan sehingga memudahkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan mesin. Web semantik dapat mengolah bahasa dan mengenali homonim, sinonim, atau atribut yang berbeda pada suatu database.
Istilah web semantik itu sendiri diperkenalkan oleh Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web. Sekarang, prinsip web semantik disebut-sebut akan muncul pada Web 3.0, generasi ketiga dari World Wide Web. Bahkan Web 3.0 itu sendiri sering disamakan dengan web semantik. Web semantik menggunakan XML, XMLS (XML Schema), RDF, RDFS (Resources Description Network Scema) dan OWL.
Web 3.0 sendiri juga merupakan sebuah realisasi dari pengembangan sistem kecerdasan buatan (artificial intelegence) untuk menciptakan global meta data yang dapat dimengerti oleh sistem, sehingga sistem dapat mengartikan kembali data tersebut kepada pengunjung dengan baik.
Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li’L Online (LILO) Community.
Dalam era web 3.0, pengembangan aspek sosial sebuah web mulai dipertimbangkan. Aspek sosial yang dimaksud, terutama adalah aspek interaksi. Bagaimana sebuah web dapat memberikan sebuah interaksi sesuai dengan kebutuhan informasi setiap pemakaianya, merupakan sebuah tantangan utama dikembangkannya versi Web 3.0 ini. Walaupun hanya bersifat virtual 3D, namun ternyata banyak yang mengharapkan perkembangan teknologi web ini dapat memenuhi kebutuhan setiap bidang informasi, bahkan setiap orang yang mengunjunginya.
Jika dianalogikan dalam kehidupan nyata, masyarakat kini ingin diperlakukan seperti seorang pengunjung butik dalam mendapatkan apa yang diinginkannya. Bukan seperti pengunjung supermarket yang dibiarkan mencari dan mendapatkan sendiri barang yang dinginkannya. Pengunjung sebuah web ingin dimengerti kemauannya oleh ‘toko’ penyedia informasi (dalam hal ini website). Inilah yang dimaksud dengan tantangan bagaimana sebuah web dapat mengerti dan membantu pengunjung dalam berinteraksi dengan semua informasi yang ada. Sehingga tak mengherankan jika kemudian ciri dari pengembangan web generasi ketiga ini adalah web yang bersifat ‘nyata’, benar-benar ada interaksi yang terjadi, kemudian dapat memberikan suggestion atau ‘anjuran’ kepada pengunjung dalam mendapatkan informasi yang diharapkannya, dan tentu saja juga tetap bersifat ‘provide’ atau mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan.
Sebagai teknologi masa depan, Web 3.0 juga membutuhkan kecepatan akses Internet yang memadahi dan spesifikasi komputer yang tidak enteng, hal ini disebabkan tak lain karena teknologi ini secara visual berbasis 3D. Sedangkan seperti yang kita tahu biaya akses Internet dengan kecepatan tinggi di Indonesia ini masih terbilang mahal bagi masyarakat umum. Belum lagi jika dihitung dari biaya spesifikasi perangkat komputer yang dibutuhkan, mungkin masyarakat Indonesia yang ingin menikmati kecanggihan layanan berbasis teknologi Web 3.0 masih harus menarik nafas penjang. Namun karena Web 3.0 sendiri masih dalam pengembangan, seiring dengan berlalunya waktu sebagai masyarakat Indonesia kita masih bisa mengharapkan bahwa biaya komunikasi, dalam hal ini koneksi Internet kecepatan tinggi akan semakin murah nantinya, sehingga terjangkau bagi masyarakat luas.

sumber :https://ndys90only.wordpress.com/2008/11/27/web-30-sebuah-teknologi-masa-depan/

Rabu, 18 November 2015

Bentuk Bentuk SSD

Bentuk Bentuk SSD
1.Berbentuk HDD Laptop Dengan Ukuran 2.5''
  
2 .Berbentuk M2sata (sekarang yang mulai banyak digunakan pada laptop/notebook dengan berbagai ukuran 2280,2260,2242)
 
3.Bentuk PCI Express

4.Air SSD (SSD Macbook Air)
 
 

Pengertian SSD

Pengertian SSD (solid state drive)
 

Solid state drive adalah media penyimpanan data (storage) yang menggunakan solid state memory untuk penyimpanan datanya. Berbeda dengan hard disk yang menggunakan platter magnetis yang berputar, SSD menggunakan semikonduktor. Solid disk drive dapat menggantikan hard disk drive tradisional, sehingga sering disebut solid state disk drive atau solid state disk, meskipun secara teknis bukanlah sebuah disk. Bentuk dan dimensi SSD juga sama dengan hard drive, sehingga dapat diletakkan pada slot standar yang terdapat dalam komputer. SSD juga menggunakan interface SATA atau IDE yang sama dengan hard disk, sehingga fungsionalitasnya pun sama.
Dengan perkembangan harddisk yang kian maju maka muncullah SSD (solid state drive)  sebagai media penyimpanan yang lebih cepat ringan dan ukuran yang lebih kecil dan ramping disamping itu juga terjadi peningkatan performa. Berikut saya bahas
 
Sejarah  SSD (Solid State Drive)
SSD yang menggunakan memori ferrite, atau lebih populer dengan istilah auxiliary memory unit saat ini, muncul pada era komputer yang menggunakan vacuum tube atau pipa kedap udara. Tetapi penggunaannya terhenti setelah kemunculan drum storage unit yang lebih murah. Pada tahun 1970an dan 1980an, SSD menggunakan memori semikonduktor dan digunakan untuk supercomputer milik IBM. Amadahl, dan Crat. Tetapi harga SSD yang sangat mahal menjadi penyebab drive ini tidak populer.
Pada tahun 1978, StorageTek mengembangkan solid state drive dengan tipe terbaru. Pada pertengahan tahun 1980, Santa Clara Systems memperkenalkan BatRam, yaitu 1 megabit DIP RAM chip dan card controller yang mengemulasikan sebuah hard disk. BatRam juga dilengkapi dengan baterai yang dapat diisi ulang untuk mempertahankan isi dari memori saat array tidak dialiri listrik. Sharp PC-5000 diperkenalkan pada tahun 1983, menggunakan 128 kilobyte (128 KiB) solid-state cartrige untuk media penyimpanan, yang mengandung bubble            memory.
Pada tahun 1980an, RAM “disk” populer digunakan sebagai media boot karena harga hard drive mahal, floppy disk yang lambat, dan beberapa sistem seperti Amiga, Apple Iigs dan Macintosh Portable mendukung booting tersebut. Sistem dapat di soft-reboot dan sistem operasi dapat diaktifkkan dalam hitungan detik. Beberapa sistem menggunakan baterai sehingga isinya tetap tersimpan saat sistem dalam kondisi mati.
Pada tahun 1995, M-Systems memperkenalkan solid state drive yang menggunakan flash memory (SanDisk kemudian mengambil alih M-Systems pada November 2006). Sejak saat itu, SSD dapat digunakan sebagai pengganti hard disk drive dalam bidang militer dan penerbangan, dan aplikasi penting lainnya yang kritis. Aplikasi-aplikasi ini membutuhkan tingkat MTBF (Mean Time Between Failures) yang khusus karena SSD dapat menahan benturan yang kuat, getaran, dan range suhu yang besar.
Pada tahun 2007, SSD dengan kapasitas beberapa gigabyte memperoleh popularitas untuk netbook dan subnotebook. Pada tahun 2008 SSD berkembang dengan sangat pesat. Pada Maret 2008, Samsung mengumumkan akan meluncurkan solid state disk berkapasitas 258 GB pada tahun 2009. Super Talent meluncurkan SSD 256 GB tertipis. Pada Oktober 2008, Intel memproduksi SSD khusus untuk server dan workstation. Drive ini seharga $695 untuk pembelian 1000 unit. Enterprise Flash Drives (EFDs) didesain untuk aplikasi yang membutuhkan performansi tinggi (IOPS – Input/Output per Second), realiabilitas, dan efisiensi daya.
Arsitektur dan Fungsionalitas
Solid state disk dapat menggunakan dua jenis memori sebagai media penyimpanan, yaitu NAND flash (memori non-volatile) atau  DRAM (memori volatile). Istilah NAND flash berawal dari penggunaan teknologi gerbang NAND dan sering digunakan untuk USB flash drive dan berbagai jenis memory card. NAND flash drive bersifat non-volatile, yang dapat menyimpan data meskipun tidak ada aliran listrik, sehingga dapat digunakan sebagai hard disk drive. Dynamic Random Access Memory (DRAM) bersifat volatile dan membutuhkan sumber listrik tersendiri apabila digunakan terpisah dari komputer.
DRAM
SSD yang dibuat dengan memori volatile seperti DRAM memiliki pengaksesan data yang sangat cepat, secara umum 0.01 milidetik. SSD terutama digunakan untuk mempercepat aplikasi yang tertahan oleh latency dari Flash SSD atau Hard Disk Drive. Selain itu, SSD yang menggunakan DRAM lebih murah daripada NAND flash. Namun saat tidak ada aliran listrik, semua data yang tersimpan dalam DRAM akan hilang. Beberapa SSD yang menggunakan DRAM berusaha mengatasi kelemahan ini dengan menambahkan baterai yang dapat diisi ulang dan sistem backup.
Jika arus listrik terputus, baterai akan menyediakan daya sementara semua data dikopi dari RAM ke media penyimpanan backup, atau ditransfer ke komputer lain.