Pengertian SSD (solid state drive)
Solid state drive adalah
media penyimpanan data (storage) yang menggunakan solid state memory
untuk penyimpanan datanya. Berbeda dengan hard disk yang menggunakan
platter magnetis yang berputar, SSD menggunakan semikonduktor.
Solid disk drive dapat menggantikan hard disk drive tradisional,
sehingga sering disebut solid state disk drive atau solid state disk,
meskipun secara teknis bukanlah sebuah disk. Bentuk dan dimensi SSD juga sama dengan hard drive, sehingga dapat diletakkan pada slot standar yang terdapat dalam komputer. SSD juga menggunakan interface SATA atau IDE yang sama dengan hard disk, sehingga fungsionalitasnya pun sama.
Dengan perkembangan harddisk yang kian maju maka muncullah SSD (solid
state drive) sebagai media penyimpanan yang lebih cepat ringan dan
ukuran yang lebih kecil dan ramping disamping itu juga terjadi
peningkatan performa. Berikut saya bahas
Sejarah SSD (Solid State Drive)
SSD yang
menggunakan memori ferrite, atau lebih populer dengan istilah auxiliary
memory unit saat ini, muncul pada era komputer yang menggunakan vacuum
tube atau pipa kedap udara. Tetapi penggunaannya terhenti setelah
kemunculan drum storage unit yang lebih murah. Pada tahun 1970an dan
1980an, SSD menggunakan memori semikonduktor dan digunakan untuk
supercomputer milik IBM. Amadahl, dan Crat. Tetapi harga SSD yang sangat mahal menjadi penyebab drive ini tidak populer.
Pada
tahun 1978, StorageTek mengembangkan solid state drive dengan tipe
terbaru. Pada pertengahan tahun 1980, Santa Clara Systems memperkenalkan
BatRam, yaitu 1 megabit DIP RAM chip dan card controller yang
mengemulasikan sebuah hard disk. BatRam juga dilengkapi dengan baterai
yang dapat diisi ulang untuk mempertahankan isi dari memori saat array
tidak dialiri listrik. Sharp PC-5000 diperkenalkan pada tahun 1983,
menggunakan 128 kilobyte (128 KiB) solid-state cartrige untuk media
penyimpanan, yang mengandung bubble memory.
Pada
tahun 1980an, RAM “disk” populer digunakan sebagai media boot karena
harga hard drive mahal, floppy disk yang lambat, dan beberapa sistem
seperti Amiga, Apple Iigs dan Macintosh Portable mendukung booting
tersebut. Sistem dapat di soft-reboot dan sistem operasi dapat
diaktifkkan dalam hitungan detik. Beberapa sistem menggunakan baterai
sehingga isinya tetap tersimpan saat sistem dalam kondisi mati.
Pada
tahun 1995, M-Systems memperkenalkan solid state drive yang menggunakan
flash memory (SanDisk kemudian mengambil alih M-Systems pada November
2006). Sejak saat itu, SSD dapat digunakan sebagai pengganti hard disk
drive dalam bidang militer dan penerbangan, dan aplikasi penting lainnya
yang kritis. Aplikasi-aplikasi ini membutuhkan tingkat MTBF (Mean Time
Between Failures) yang khusus karena SSD dapat menahan benturan yang
kuat, getaran, dan range suhu yang besar.
Pada
tahun 2007, SSD dengan kapasitas beberapa gigabyte memperoleh
popularitas untuk netbook dan subnotebook. Pada tahun 2008 SSD
berkembang dengan sangat pesat. Pada Maret 2008, Samsung mengumumkan
akan meluncurkan solid state disk berkapasitas 258 GB pada tahun 2009.
Super Talent meluncurkan SSD 256 GB tertipis. Pada Oktober 2008, Intel
memproduksi SSD khusus untuk server dan workstation. Drive ini seharga
$695 untuk pembelian 1000 unit. Enterprise Flash Drives (EFDs) didesain
untuk aplikasi yang membutuhkan performansi tinggi (IOPS – Input/Output
per Second), realiabilitas, dan efisiensi daya.
Arsitektur dan Fungsionalitas
Solid
state disk dapat menggunakan dua jenis memori sebagai media
penyimpanan, yaitu NAND flash (memori non-volatile) atau DRAM (memori
volatile). Istilah NAND flash berawal dari penggunaan teknologi gerbang
NAND dan sering digunakan untuk USB flash drive dan berbagai jenis
memory card. NAND flash drive bersifat non-volatile, yang dapat
menyimpan data meskipun tidak ada aliran listrik, sehingga dapat
digunakan sebagai hard disk drive. Dynamic Random Access Memory (DRAM)
bersifat volatile dan membutuhkan sumber listrik tersendiri apabila
digunakan terpisah dari komputer.
DRAM
SSD
yang dibuat dengan memori volatile seperti DRAM memiliki pengaksesan
data yang sangat cepat, secara umum 0.01 milidetik. SSD terutama
digunakan untuk mempercepat aplikasi yang tertahan oleh latency dari
Flash SSD atau Hard Disk Drive. Selain itu, SSD yang menggunakan DRAM
lebih murah daripada NAND flash. Namun saat tidak ada aliran listrik,
semua data yang tersimpan dalam DRAM akan hilang. Beberapa SSD yang
menggunakan DRAM berusaha mengatasi kelemahan ini dengan menambahkan
baterai yang dapat diisi ulang dan sistem backup.
Jika
arus listrik terputus, baterai akan menyediakan daya sementara semua
data dikopi dari RAM ke media penyimpanan backup, atau ditransfer ke
komputer lain.